STUDI KASUS
kebijakan pengetatan moneter yang diterapkan oleh Bank Indonesia pada tahun 2018. Pada waktu itu, Bank Indonesia mengambil langkah untuk menaikkan suku bunga acuan sebagai respons terhadap meningkatnya tekanan inflasi dan gejolak di pasar keuangan global, terutama akibat kenaikan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve.
Kebijakan pengetatan moneter tersebut bertujuan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, mengendalikan inflasi, dan menjaga daya saing ekonomi Indonesia. Namun, dampak dari kebijakan ini tidak hanya terbatas pada aspek moneter, tetapi juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Dampak dari pengetatan moneter ini dapat dilihat dari berbagai indikator makroekonomi, seperti pertumbuhan PDB, tingkat investasi, dan tingkat pengangguran. Misalnya, pengetatan moneter bisa mengurangi investasi karena biaya pinjaman menjadi lebih tinggi, yang pada gilirannya dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi dan menciptakan tekanan tambahan pada tingkat pengangguran.
Studi kasus ini menunjukkan bagaimana kebijakan makroekonomi yang diambil oleh bank sentral dapat memiliki dampak yang luas terhadap perekonomian suatu negara, termasuk pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan tingkat pengangguran. Hal ini juga menunjukkan pentingnya mengambil kebijakan yang seimbang untuk mencapai tujuan-tujuan ekonomi yang beragam.

Komentar
Posting Komentar